PRIA KEBAL
Pribumi Yang Kebablasan
Persoalan pribumi pada pidato perdana yg dibawakan oleh Gub terpilih Anies, memang sudah terlewat masa waktu. Namun biasnya msh berpengaruh hingga saat ini khususnya Chyber Army pendukung beliau.
Liat sja tagline Instag maupun beranda Fb yg berkeliaran mengatasnamakan "pribumi" itu..
Seringkali mengidentifikasi Pribumi sebagai kaum "Muslim" ataupun "Islam" (liat saja akun2 atas nama pribumi itu) Pertanyaannya apakah "asli pribumi" warga jakarta ialah kaum muslim? Tentu sja tidak, sebab persoalan pribumi merupakan kompleksitas sosio-historis yg panjang.
Kalaupun identifikasi pribumi sebagai kaum agamawan, tentu ini lebih luas dan tidak mengacu pada satu agama melainkan semua lapisan agama bahkan secara khusus agama pribumi dan agama non-pribumi.
Kalau kita memperjuangkan negara berarti secara otomatis kita memperjuangkan hak-hak berbagai kelompok agama. Tetapi kalau kita egois memperjuangkan agamanya sendiri, maka kita akan cenderung mengabaikan hak-hak pemeluk agama lain.
Jadi siapa itu pribumi?
Jika konteks pribumi adopsi kesamaan hak atas jiwa-jiwa org "tertindas" maka mau agama apapun, suku manapun, dan ras bagaimanapun. Berpotensi mendeklarasikan diri sebagai pribumi.
Yang aneh bagiku, membawa konteks pribumi pada situasi zaman kolonial Belanda. Yang menurutku sdh usang - seperti kalimat Bung Karno "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuangmu lebih sulit, karena melawan bangsamu sendiri" - kecuali ketika kita membahas Imperialisme (baca : jaman now).
Jadi, apa sebenarnya yang kalian bela?
Mengklaim membela agama. Padahal sebenarnya yang dibela itu adalah wacana keagamaan.
Mengklaim bela Islam. Padahal sebenarnya yang mereka bela adalah aliran, sekte dan ormas Islam (H*i, F*i dan Koloni2nya).
Mengklaim membela Tuhan. Padahal sebenarnya yang mereka bela adalah Teologi tentang Tuhan.
Mngklaim membela ayat-ayat Al-Qur'an. Padahal sebenarnya yang mereka bela adalah tafsir (multi-tafsir) atas ayat-ayat Al-Qur'an.
Mengklaim membela ulama. Padahal sebenarnya yang mereka bela itu bukan ulama. Melainkan tokoh politis!
Banyak orang mengklaim membela ajaran agama. Padahal subtansi yang mereka bela itu adalah ajaran budaya.
Sy tidak sedang mengkerdilkan Islam sebab saya sendiri beridentitas muslim.
Bagaimana mungkin saya memusuhi agama yg ku anut sendiri? Sy hanya kurang setuju dgn cara-cara orientasi dakwah konservatif mereka, bakh Islam seperti agama yg intoleran.
Dalam konteks Indonesia, membela kedaulatan negara = membela kedaulatan agama. Tetapi membela kedaulatan agama batas pagar membela kedaulatan negara.
Hemat saya, jika anda tidak beragama, anda masih bisa tinggal dan hidup di negara mana saja. Tapi jika anda tak bernegara, maka anda mau tinggal dan hidup dimana?
Untuk itu tak perlu mengaku-ngaku sebagai Pribumi, Cina, Arab, Jawa, Betawi, dlsb.
Jika Anda berbuat baik, tidak ada orang yang akan menanyakan suku-bangsamu. Orang lain juga tidak akan memperdulikan dari mana asal-usulmu.
Untuk itu mari budayakan berpikir kritis dan jernih. Karena dengan berpikir itulah sehingga kita layak disebut sebagai manusia.
Comments
Post a Comment