NITRO TIMNAS


Menikmati Proses Ketimbang Hasil

Terkadang kita menganggap bahwa ujian itu datang hanya ketika kita ingin berusaha menggapai sesuatu atau mungkin sesuatu yang belum kita miliki.

Hingga suatu ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yang sudah susah payah kita lakukan dengan egoisnya kita menyalahkan usaha kita hanyalah ia-sia atau usaha kita “belum” lebih ekstra dibandingkan sebelumnya, bahkan yang lebih parah menyalahkan Tuhan dan berkata “Tuhan Tidak Adil” dlsb.

Saat itulah kita kemudian terjebak dengan “kekeliruan berpikir” menjadi manusia-manusia yang Optimis, Pesimis, Apatis, Atheis, bahkan Radikal memandang kontradiktif ke-Esa-an Tuhan yang Maha Adil dan Maha Penyayang.


Bahkan mereka memandang itu seperti dua sisi mata uang, padahal sejatinya Maha Adil dan PenyayangNya tidaklah demikian. Karena yang kita anggap benar, bagi Dia sangat mungkin salah, begitu juga sebaliknya.

Ahh.. Aku jadi teringat salah satu film dengan judul “Miracle Of Heaven (2016)” film yang bercerita tentang seorang anak mengidap penyakit kronis pada pencernaan dan mengancam nyawanya bahkan vonis dokter penyakitnya tak dapat disembuhkan. Film yang di bintangi Jennifer Garner dan Martin Henderson sebagai orang tua yang telah berjuang sekuat tenaga dengan segala cara agar anaknya bisa disembuhkan bahkan mereka sempat kehilangan keyakinan. Film ini diangkat dari sebuah Kisah Nyata dan menguras derai perasaan penontonnya, dimana terjadi insiden diluar ekspektasi namun itulah sebuah keajaiban. Menurutku, Film ini cocok untuk kalian ketika penat direndung masalah.

Akhirnya kita sering luput bahwa sesungguhnya ujian terberat manusia adalah menjaga serta menyikapi sesuatu yang sudah kita miliki, tak lupa untuk mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan.

Karena jika tak begitu hasilnya kita hanya akan selaluh mengeluh, terkurung oleh perasaan ketidak-mampuan untuk “merdeka” akhirnya mudah emosi. Kita malah selalu memandang orang lebih tinggi sedangkan kita lah orang yang patut dikasihani.

Bukankah manusia itu tak pernah merasa puas?

Bukankah dibalik [P]ujian yang terkandung ialah ujian?

Tidakkah Proses itu tak pernah mengkhianati hasil?

Melalui pelbagai masalah yang dihadapi seperti Ada yang sehat diberikan sakit, gembira diberikan sedih, sayang kepada sesuatu/seseorang diberikan kehilangan, yang sudah berkerja tapi kesulitan mencari penghidupan (kecukupan/kesuksesan), atau mungkin yang kaya menjadi miskin begitupun sebaliknya. 

Aku sadar itu sulit apalagi dalam prakteknya tidak sesederhana seperti yang disampaikan, namun yang harus di-ingat sulit bukan berarti tidak bisa kan? Aku tak bermaksud tuk memintamu menjadi manusia-manusia seperti diatas, tapi berusahalah sebaik-baik mungkin jadilah manusia yang “merdeka” – terlepas dari apapun hasilnya nanti yang akan engkau peroleh – tak lupa untuk selalu bersyukur.

Duhai beruntungnya mereka yang sudah tidak terikat simbol, hasil, ego, ambisi, serta angan-angan yang panjang melalui pengalaman spiritual (peristiwa) yang dirasakannya.

Bersyukurlah mereka yang lebih menikmati proses ketimbang hasilnya. 

Berbahagialah mereka yang telah mengupas berhala2 dalam dirinya (kepunyaannya)

Aku pun mulai teringat nasehat Amirul Mukminin lainnya..

“Terkadang Allah mengambil segalanya dari seorang manusia hanya untuk membantu dia supaya dapat mengenal Tuhannya..” – Imam Ali as.

Comments

Popular posts from this blog

YME - OPA UUD 45

API & MASA