SOMAD TONDA
Slogan Manado: Torang Samua Basudara
Refleksi Bhinneka Tunggal Ika
Testimoni komentar kaum cuti-nalar (Perbincangan Tulus) di fanpage Bang Denny Siregar yang koar-koar atas fenomena Indonesia Youth Day 2016 di Manado Kemarin (kamis/26/08)
------------------------------------------------------------------------------------------
Lah, trus menurut ente caranya gimana Perbincangan Fulus, eh salah maksudnya Perbincangan Tulus (apalah sebutanmu) Apakah salah ketika ada jamaah muslim yang turut hadir dalam perayaan IYD di Manado memegang (mengangkat) salib sebagai simbol penghormatan?
Analoginya, ketika ente berkunjung disalah
satu rumah tetangga kemudian tetangga tersebut berusaha menyajikan minuman/makanan
untuk ente (tetangga itu paham apa yang boleh & tidak boleh ente makan/minum)
sebagai bentuk penghormatan kepada tamu apakah ente menolaknya? – jikalau ente
menolaknya – Kalau di balik, bagaimana perasaan ente sebagai tuan rumah
tersebut?
Ente bicara soal “aturan dalam
ajaran islam” ente pakai aturan ajaran Islam mana?
Islam Wahabisme? HTI? Daulah Khilafah
Islamiyyah? Atau Ajaran eFPI; extremis, Fundamentalis, Paranoid dan Intoleran sebagai
rujukan?
Ente belajar atau sekedar sekolah? Jangan ente
bilang “makna” belajar dan sekolah hal yang sama.
Karena menurut ane kalau ente
belajar sudah pasti ente sekolah, tapi kalau ente cuma sekolah belum tentu ente
belajar (Pejabat Korup/Ustadz Militan) Paham Tul! (akronim Tulus).
Sekedar berbagi ana lahir dan besar
di Papua (Sorong) dan Kuliahnya di Manado (Unsrat).
Di Manado saat pertama kali ente
berkunjung disini ente akan sering temui slogan terpampang di jalan2 “Torang
Samua Basudara” Slogan ini tidak hanya tertulis indah di atas kertas tetapi juga
di-implementasi-kan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Manado.
Kota Manado adalah cerminan tingginya
nilai toleransi antar lintas umat beragama (Monumen Bukit Kasih) bahkan tak sedkit juga ente akan temukan dalam satu keluarga ada yang menganut 2 hingga 3 kepercayaan – tapi toh
mereka tetap aman, tentram, dan damai dalam kerukunan.
Adapun Slogan Manado tersebut bukan
semata produk kebijakan pemerintah, melainkan rentetan realitas sejarah yang telah
dijaga oleh nenek moyang di Kota Manado.
Pertama, Secara letak wilayah Manado
(Sulut) berada di tengah wilayah antara (Baca: Peta Indonesia) Maluku; Ternate,
Ambon, dll dan Sulawesi Tengah; Palu, Poso, dll. Mengingat kericuhan yang
terjadi Tahun 1999 di Maluku dan Sulteng – Manado terjaga oleh konflik tersebut
– warga Manado saat itu sadar bahwa Isu yang terjadi saat itu bukanlah agama melainkan propaganda
pasca runtuhnya rezim Soeharto tujuannya jelas agar “Militer” kembali berkuasa (Baca:
Sejarah)
Kedua, kerusuhan Mei 1998 merupakan sejarah
kelam bagi etnis Tionghoa yang menjadi “tumbal refomasi” saat itu dan masyarakat
Manado kesekian kalinya tidak terjebak oleh konflik seperti itu (membunuh/memberantas
etnis-Tionghoa) malah mengulurkan tangan untuk pengungsi etnis Tionghoa agar datang
menyelamatkan hidupnya – sebab etnis Tionghoa di Manado sendiri tidak terlepas oleh datangnya Spanyol/Portugis dan Belanda dari abad-18 (Baca: Sejarah Tionghua di Manado)
Ketiga, salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia yaitu Tuanku Imam Bonjol di asingkan dan meninggal disini. Ente tau
letak makamnya nggak? Letaknya bermukim mayoritas Nasrani yaitu Minahasa. Ente kaget?
Sudahlah lagipula ente juga bakalan takkan percaya bahwa ada salah satu penjaga
(merawat) Makam Imam Bonjol seorang nasrani yang taat.
Keempat, Meskipun Kota Manado mayoritas umatnya ialah Nasrani, kota Manado tak pernah mendeklarasikan diri sebagai “Kota
Injil” tetapi lebih dikenal sebagai “Kota Kasih” karena sikap yang menjunjung tinggi nilai2
toleransi, menghargai sejarah, dan Pancasila. Sehingga isu-isu agama atau politik menjadi lelucon agar tidak
mudah untuk dibenturkan.
Koq ane jadi ingat itu loh,
ormas-ormas agama yang teriak-teriak bubarkan Pancasila dirikan Khilaf(ah)
gantikan Syariat Islam? Ente lupa ato pura-pura lupa Islam itu sebagai “Rahmatan
lil ‘alamin” Nggak malu lul (akronim Bahlul) liat nuansa damai umat beragama masyarakat
Manado?
Kelima, Slogan Manado “Torang Samua
Basudara” merupakan refleksi dari Bhinneka Tunggal Ika. tak percaya? silahkan ente cari pengertiannya.
Keenam, Sekali-kali berkunjunglah di
Manado, Agar tidak dibilang kurang piknik. biar ente secara khidmat melihat bagaimana masyarakat Manado menjaga kerukunan antar umat beragama, etnis, dan B3 (Bubur Manado, Bunaken,
Bibir Cewek Manado) di kota ini. Hehhe..
Oh iya, saran ane sebelum ente berkunjung kuatkan Iman serta Akidah ente terlebih dahulu, karena B3 yang terakhir
itu loh… Takutnya ketika ente datang sendirian namun
pulangnya bertiga.. oke tul?
Comments
Post a Comment