RIYA KOLRI
Riwayatmu Kini...POLRI
Ini entah sudah keberapa kali aparat keamanan di Indonesia teraniaya..
Ini entah sudah keberapa kali aparat keamanan di Indonesia teraniaya..
Sesudah anggota Kopassus yang di tikam oleh geng motor di Bandung, di Jakarta seorang polisi di hajar suporter Persija sampai mukanya babak belur.
Pelaku memang
seharusnya dihukum berat, tapi pertanyaan besar dibalik itu adalah kemana
sekarang wibawanya para aparat ?
Wibawa aparat yang
tinggi memang ada pada masa rezim Soeharto ketika berkuasa. Soeharto berhasil
menanamkan ketakutan di jiwa masyarakat akan ke-keji-an aparat jika mereka telah
terusik.
Hanya saja, sikap
sewenang-wenang aparat – pada masa itu – menimbulkan dendam yg panjang. Image yang dibangun dulu dengan maha
benarnya, sekarang menjadi senjata makan tuan bagi mereka sendiri.
Kalau dulu masyarakat
takut dan dendam karena aparat yang berlaku sewenang-wenang, sekarang
masyarakat sudah pada kondisi “tidak takut” tetapi telah muak melihat kesewenangan aparat pada
sisi lain (oknum-oknum yang berbuat), bukan pada kekejiannya lagi.
Bagaimana mereka bisa
hormat ketika banyak aparat yang mabuk-mabukan di café-cafe ?
Bagaimana bisa hormat
ketika aparat banyak menjadi backing
perusahaan raksasa, leasing (Seni
Berbohong), preman, pengusaha hitam dsb ?
Bagaimana bisa hormat
ketika masyarakat melihat dengan mata kepala sendiri korupsi yang mulai dari pungutan di
jalan sampai saat kenaikan jabatan di institusi mereka ?
Belum lagi uang
keamanan yang harus disetor supaya usaha bisa berjalan dengan lancar dan aman.
Karena
"seragam" itulah, ulah-ulah oknum aparat menjadi bersifat general dan
subtantif (membentuk gagasan menyeluruh yang kabur)
Ada potongan
kalimat salah seorang senior, "antara kita dan mereka yang membedakan hanyalah legalitas
memegang senjata".
Masyarakat kini juga tidak
lagi melihat si A atau si B sebagai oknum, tetapi sudah menghakimi sebagai institusi.
Jadi, jangan heran
ketika seorang polisi terpantau sedang berlari dikejar para abg dengan wajah
ngeri, serta video-video tingkah kejenakaan oknum-oknum di media sosial, serentak turun wibawa institusi yang sudah naik ke posisi tinggi saat
mereka dengan gagah berani berlari membawa senjata mengejar teroris pemboman di Jalan Thamrin.
Inilah PR yang sangat
besar bagi Kapolri baru nanti, bagaimana merombak wajah institusi menjadi lebih
bersih dan berwibawa...
Susah ? Memang...
Tapi toh Om Jokowi saja
berhasil menaikkan kewibawaan Indonesia di mata dunia bukan mengenai
infrastruktur pembangunan tapi Revolusi Mentalnya. Ahok yang mandiri dengan
jalur indepedennya. Dimana masyarakat telah jenuh akan atribut-atribut
partai.
Masa Kapolri tidak bisa?
Pasti bisa dan yakinlah rakyat mendukung dan akan memberi salam hormat yang dalam..
Pasti bisa dan yakinlah rakyat mendukung dan akan memberi salam hormat yang dalam..
PS: Bahkan secangkir
kopi akan tersedia dengan manis dan diangkat sebagai tanda terima kasih yang
besar... Toast untuk Polri, to protect and to serve..
Comments
Post a Comment