MAKAN HATI ANGKER

Maafkan & Hormatilah
Yang "Tidak Berpuasa"

Agak geram juga melihat saudaraku yang seiman dengan lantang teriak-teriak…

“Hormatilah, kami yang lagi berpuasa!” warung-warung makanpun terpaksa harus ditutup.

Di bulan yang penuh berkah ini, Saya dulu tidak paham apa makna bulan Ramadhan itu bagi saya, selain harus puasa. Karena ketidak-pahaman itu, maka saya pun sibuk dengan hukum-hukum puasa seperti apa yang membuat batal atau tidak.

Seakan-akan puasa itu hanyalah masalah batal dan tidak batal, juga menunggu bedug Maghrib sebagai perayaan untuk berbuka puasa. Ternyata tidak sesederhana itu…

Ramadhan itu ternyata adalah bulan suci bagi umat Islam, dimana sebagai fasilitas dari Tuhan untuk membersihkan dosa-dosa yang selama ini terkumpul dan melekat karena maksiat. Sebuah remisi (pengurangan hukuman) Bulan pencucian untuk mengurangi kotoran yang sudah lama berkarat di dalam jiwa. Ketika memahami itu, saya sadar bahwa Ramadhan itu sebenarnya adalah untuk diri sendiri.

Lalu, kenapa saya harus sibuk memikirkan apakah seseorang itu puasa atau tidak puasa?

Apalagi melihat bahwa ada yang berteriak, “Hormatilah mereka yang berpuasa!”

Saya-pun bingung. Untuk apa puasa mesti minta dihormati? Apakah ketika seseorang sedang berpuasa, ia harus di hormati? Bukankah ketika sedang berpuasa disitulah letak ujiannya? penyakit-penyakit hati yang selama ini bersarang perlu dicuci? justru timbul sifat sombong supaya di hormati, dan itu malah menambah kemaksiatan yang baru? Bukankah seharusnya saya menghormati yang tidak berpuasa, karena ia tidak terkena hukum puasa? Bukankah saya seharusnya yang minta maaf karena sedang berpuasa dan membuat mereka yang tidak berpuasa menjadi sungkan?

Bukankah….

Ahh!! begitu banyak pertanyaam di kepala saya melihat banyak pemahaman yang salah kaprah karena kebanggaan diri.

Bulan Ramadhan tahun ini saya benar-benar ingin memanfaatkan untuk mengenal diri sendiri, mengupas kesombongan beragama yang kadang membuat lupa diri, menguliti semua karat dalam jiwa yang sudah melekat bakh besi tua. Menyelami kunci-kunci spiritual dalam memaknai arti hidup.

Kalaupun tulisan saya masih nakal, kadang saya suka upload gambar es teh manis saat terik matahari, saya minta maaf. Bukannya saya ingin menggoda, tapi saya tidak ingin berpuasa dengan tegang. Karena seharusnya berpuasa tidak harus menghilangkan sifat humor kita sehari-hari. Bulan suci, bulan diturunkannya petunjuk bagi mereka yang beragama Islam, supaya tidak tersesat di jalannya sendiri.

Saya tidak ingin mengucapkan selamat, karena itu merk biskuit. Saya hanya ingin mengangkat secangkir kopi di sahur ini, karena akan memasuki perjalanan yang berat ketika harus menghilangkan kebiasaan sehari-hari.

Selamat tinggal kopi pagi, selamat tinggal rokok, Kita berjumpa lagi menjelang gelap nanti…

Karena saya harus menggunakan fasilitas ini, supaya saya bisa jadi lebih baik nanti.

Maafkan untuk saudara-saudaraku yang “tidak berpuasa” – Hormatilah yang bukan seiman tapi satu dalam Kemanusiaan 

“Puasa itu untuk-Ku dan ganjarannya dari-Ku” (Hadis Qudsi)

Kututup dengan nasehat Amirul Mukminin “Berlaku baiklah kepada sesama manusia, sehingga mereka menyukai kalian selagi kalian hidup dan menangisi kalian ketika kalian meninggalkan dunia ini.” Imam Ali as

Comments

Popular posts from this blog

YME - OPA UUD 45

NITRO TIMNAS

API & MASA