Posts

Showing posts from November, 2014

MANDI KAMIS

Image
Hukum & Keadilan Tidak Untuk Yang Miskin Setelah membaca buku karya Eko Prasetyo “Keadilan Tidak Untuk Yang Miskin” sangat menarik untuk menulis beberapa potongan kalimat perspektifnya. Konsep keadilan punya historis lebih tua ketimbang lembaga hukum itu sendiri banyak kisah pedoman etis (etika) yang menuntun kita untuk ber-prilaku baik dan buruk, dan juga tentang hak serta kewajiban moral. Dimana kumpulan asas atau nilai yang berkenaan tentang sebuah akhlak. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat tiap orang untuk berbuat adil. Gagasan keadilan sendiri melalui kitab suci diperintis oleh kaum agamawan bahwa Tuhan tahu manusia itu lemah, dan mudah terperosok, oleh karenanya memerlukan inspirasi untuk berbuat adil. Tak kurang puluhan Nabi muncul di ikuti dengan banyak pahlawan kemanusiaan untuk mengatakan bahwa manusia sanggup merintis yang namanya sebuah keadilan. Seorang filsuf romawi bernama Cicero pada abad-19 silam mengatakan 

ALIS ANGSA DUA

Image
Dualisme Kebangsaan Di Tanah Papua Dualisme kebangsaan di Papua berkiblat pada kolerasi historisnya. Pada Dokumen   “Penyelesaian Persengketean Irian Barat 1950” dinyatakan keinginan untuk bergabung dengan Indonesia bukan semata-mata keinginan pihak Indonesia. Tetapi sudah menjadi kebulatan tekad rakyat   Papua.  Sementara Peristiwa 1 desember 1961 terjadi deklarasi kemerdekaan Papua, perspektif waktu itu sebagian Papua merasakan dirinya bukanlah bagian dari Indonesia. Sedangkan 15 agustus 1962 perundingan New York sampai kesepakatan mufakat 1 mei 1963 Papua masuk kedalam Indonesia. Dari hasil kesepakatan itulah anggapan sebagai tidak wujudnya kebangsaan yang lahir di tanah Papua. Perjuangan atas Babo, Kokas, Manokwari, Fak-Fak dan Sorong telah berlangsung pada 1947. Maka kesepakatan itulah melahirkan Penentuan Pendapat Rakyat (papera) tahun 1969 menjadikan integrasi Papua masuk dalam wilayah kedaulatan Indonesia. Pergolakan yang meresponsi terlebih dahulu untuk

KI SANG BERAS

Image
Kisah Fiksi yang Nyata Keberadaan Realitasnya Korban Penggusuran---Pedagang Kaki Lima (PKL)   “Keadilan tidak ada kaitannya dengan apa yang terjadi dalam Ruang sidang : Keadilan adalah yang keluar dari ruang sidang itu. ” -Clarence Darrow- Aku meminta pada kalian jangan lagi percaya pada ketentuan hukum dan intuisinya. Hukum ditegakkan untuk mereka yang tak punya kekuasaan dan pengaruh. Mereka adalah bukti hidup bagaimana ketidak-adilan itu masih dirawat dan diasuh oleh aparat penegak hukum. Terlampau lama kita meyakini bila hukum itu bertugas untuk melayani serta melindungi mereka yang lemah. Hingga pada suatu saat aku melihat ada rombongan petugas yang kemudian mendatangi mereka ‘Korban Penggusuran’. Petugas itu mengatakan, mereka harus pergi dari tempat itu sebab itu bukan wilayah mereka. Tuduhan yang diberikan kepada mereka dengan pernyataan pelanggaran aturan yang telah dibuat. Tudingan bahwa mereka telah mencemarkan keindahan kota, dikatakan juga mereka melakukan a